Jakarta, 7 Oktober 2024 – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia dilaporkan meningkat tajam dalam beberapa bulan terakhir. Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), hingga akhir September 2024 tercatat lebih dari 120.000 kasus DBD dengan lebih dari 1.200 kematian. Angka ini menunjukkan peningkatan sekitar 25% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan bahwa peningkatan kasus DBD dipicu oleh musim hujan yang berkepanjangan dan perubahan pola cuaca ekstrem akibat fenomena iklim global. “Nyamuk Aedes aegypti, sebagai vektor utama penyakit ini, berkembang biak dengan cepat di tempat-tempat genangan air yang sulit dikendalikan saat curah hujan tinggi,” jelas Budi dalam konferensi pers di Jakarta.
Peningkatan Kewaspadaan dan Program Pencegahan Massal Demam Berdarah
Kemenkes telah mengeluarkan peringatan kewaspadaan dini dan bekerja sama dengan dinas kesehatan di seluruh provinsi untuk mengintensifkan upaya pencegahan. Salah satu langkah yang diambil adalah menggelar program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara massal di wilayah-wilayah rawan.
Program PSN ini melibatkan penyemprotan insektisida (fogging) dan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Kemenkes juga mendorong masyarakat untuk melakukan 3M Plus, yaitu Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang barang bekas yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, serta menggunakan lotion anti nyamuk dan memasang kelambu.
“Langkah pencegahan ini harus dilakukan secara bersama-sama oleh pemerintah dan masyarakat. Tanpa kesadaran kolektif, sulit bagi kita untuk menekan angka penyebaran DBD,” tambah Budi.
Pentingnya Deteksi Dini dan Layanan Kesehatan Demam Berdarah
Kemenkes juga menekankan pentingnya deteksi dini untuk mencegah komplikasi dan kematian akibat demam berdarah. Masyarakat diimbau untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala seperti demam tinggi mendadak, nyeri otot, mual, muntah, dan bintik-bintik merah di kulit. “Semakin cepat penanganan dilakukan, semakin besar peluang pasien untuk sembuh tanpa komplikasi,” tegas Menteri Kesehatan.
Di beberapa wilayah dengan kasus tinggi seperti Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Sulawesi Selatan, pemerintah mendirikan posko kesehatan darurat untuk memberikan layanan cepat kepada pasien DBD. Rumah sakit dan puskesmas diinstruksikan untuk menambah kapasitas tempat tidur dan stok obat-obatan.
Vaksin Dengue dan Upaya Jangka Panjang
Selain upaya pencegahan, Kemenkes juga mendorong penggunaan vaksin dengue sebagai salah satu cara menekan kasus DBD dalam jangka panjang. Saat ini, vaksin dengue telah tersedia di beberapa fasilitas kesehatan dan diberikan kepada kelompok usia tertentu yang berisiko tinggi. Kemenkes sedang mempelajari efektivitas vaksin ini sebagai langkah untuk memasukkannya ke dalam program imunisasi nasional di masa depan.
“Kami sedang bekerja sama dengan WHO dan para ahli kesehatan untuk menilai potensi penggunaan vaksin dengue secara lebih luas. Jika efektif, ini bisa menjadi terobosan untuk mengurangi beban kasus DBD di Indonesia,” ungkap Budi.
Peran Masyarakat dalam Pengendalian DBD
Di tengah lonjakan kasus, pemerintah mengajak masyarakat untuk lebih proaktif dalam menjaga kebersihan lingkungan dan menghilangkan tempat-tempat yang menjadi sarang nyamuk. Edukasi melalui media sosial dan kampanye door-to-door juga gencar dilakukan oleh kader kesehatan di berbagai daerah.
“Masyarakat adalah garda terdepan dalam upaya pencegahan DBD. Kami berharap, melalui kampanye edukasi ini, setiap keluarga memahami pentingnya peran mereka dalam mengendalikan wabah DBD di lingkungan masing-masing,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu.
Kesimpulan
Meningkatnya kasus demam berdarah di Indonesia memerlukan perhatian serius dan langkah pencegahan yang terkoordinasi antara pemerintah dan masyarakat. Dengan program pencegahan massal, peningkatan layanan kesehatan, dan edukasi yang terus digencarkan, diharapkan angka kasus DBD dapat ditekan dan korban jiwa dapat diminimalkan. Kemenkes mengimbau seluruh masyarakat untuk tetap waspada dan aktif menjaga kebersihan lingkungan demi keselamatan bersama.