Jakarta, 30 September 2024 – Perekonomian Indonesia menunjukkan pertumbuhan pesat pada tahun 2024, investasi dan Konsumsi Domestik dengan proyeksi angka pertumbuhan ekonomi mencapai 5,5% pada akhir tahun ini. Peningkatan investasi dan konsumsi domestik menjadi dua faktor utama yang mendukung laju pertumbuhan tersebut, menurut laporan terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS).

Kebijakan ekonomi pemerintah yang pro-investasi, serta pulihnya daya beli masyarakat pasca pandemi COVID-19, mendorong perbaikan sektor-sektor strategis seperti industri manufaktur, pariwisata, dan perdagangan. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan optimisme terhadap prospek pertumbuhan ekonomi yang semakin stabil dan berkelanjutan.

“Reformasi struktural dan investasi di berbagai sektor mulai membuahkan hasil, ditambah dengan tingginya permintaan domestik yang kembali pulih. Kami percaya bahwa fondasi ekonomi Indonesia semakin kuat,” ujar Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta.

Kebangkitan Sektor Manufaktur dan Investasi Asing

Sektor manufaktur kembali menjadi salah satu penggerak utama ekonomi nasional di tahun 2024. Peningkatan permintaan dalam negeri serta ekspor produk-produk manufaktur seperti tekstil, otomotif, dan barang elektronik berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ini. Industri manufaktur tumbuh lebih dari 6% pada kuartal kedua tahun ini, didukung oleh kebijakan insentif pajak dan kemudahan perizinan bagi investor asing.

“Kami melihat Indonesia sebagai pasar strategis dan pusat produksi yang berpotensi besar di kawasan Asia Tenggara,” ujar perwakilan Tesla, yang berencana membangun pabrik baterai kendaraan listrik di Kalimantan.

Konsumi Domestik yang Kuat dan Pulihnya Sektor Pariwisata

Selain investasi, konsumsi domestik yang kuat menjadi faktor lain yang mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Pemulihan ekonomi pasca pandemi terlihat dari meningkatnya pengeluaran rumah tangga, terutama untuk barang-barang kebutuhan pokok, hiburan, dan pariwisata. Dengan penurunan kasus COVID-19 dan peningkatan vaksinasi, masyarakat kembali aktif bepergian dan berbelanja, yang memberikan efek domino bagi berbagai sektor, termasuk ritel dan pariwisata.

Sektor pariwisata, yang sempat terpukul oleh pandemi, kini menunjukkan pemulihan yang signifikan. Menurut data Kementerian Pariwisata, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia meningkat 30% sepanjang tahun 2024, dengan Bali, Lombok, dan Labuan Bajo menjadi destinasi favorit. Pemerintah juga gencar mempromosikan destinasi-destinasi wisata baru dan memperkuat infrastruktur pariwisata, seperti bandara dan hotel.

Tantangan Inflasi dan Stabilitas Harga Pangan

Namun, meskipun pertumbuhan ekonomi menunjukkan tren positif, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam menjaga stabilitas harga pangan. Inflasi tahunan pada bulan Agustus tercatat sebesar 4,2%, dipicu oleh kenaikan harga pangan, terutama beras dan minyak goreng. Kenaikan harga tersebut dipengaruhi oleh gangguan rantai pasok global dan perubahan iklim yang berdampak pada produksi pertanian.

Untuk mengatasi hal ini, pemerintah telah mengambil sejumlah langkah, termasuk memperluas impor pangan dan meningkatkan subsidi untuk komoditas penting.

“Pengendalian inflasi adalah prioritas kami untuk menjaga daya beli masyarakat. Pemerintah akan terus memperkuat cadangan pangan dan memastikan distribusi yang lancar di seluruh wilayah Indonesia,” kata Sri Mulyani.

Prospek Ekonomi Investasi dan Konsumsi di Akhir Tahun dan Tahun Depan

Melihat kondisi ekonomi yang terus membaik, Bank Indonesia memperkirakan bahwa laju pertumbuhan ekonomi akan terus berlanjut hingga tahun 2025.

“Kebijakan moneter yang kami terapkan akan tetap akomodatif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, namun juga akan berhati-hati dalam merespons dinamika eksternal. Kami optimis ekonomi Indonesia akan tetap tumbuh solid dengan dukungan investasi, konsumsi, dan ekspor,” ujar Perry.

Pemerintah juga berencana melanjutkan reformasi ekonomi dan meningkatkan infrastruktur digital guna mendorong ekonomi digital yang semakin berkembang.